Gunung Manglayang merupakan salah satu gunung yang berada di daerah Jawa Barat, tepatnya berada di Kecamatan Tanjung Saru, Kabupaten Sumedang. Gunung ini memiliki ketinggian 1.824 Mdpl. Untuk mencapai puncak Gunung Manglayang ini banyak jalur yang dapat dipilih, diantaranya jalur yang berada di desa Cileunyi, jalur ini menjadi jalur favorit dan sering digunakan oleh pendaki karena mudah mendapatkan air.
Mendapat tugas tambahan dari Diklat kami untuk melakukan kegiatan buka jalur. Akhirnya kami (Angkatan Angin Timur) memilih Gunung Manglayang sebagai tujuan kami untuk kegiatan buka jalur tersebut. Setelah melakukan pembicaraan dengan Diklat tentang tujuan kami, dan mencari informasi yang terkait. Akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2009, kami dilepas dari kampus STT-PLN Jakarta dipimpin oleh Ketua Umum HPPA Cakrawala saudara Danang Tri Djayanto untuk menunaikan tugas kami, Buka Jalur di Gunung Manglayang.
Mendapat tugas tambahan dari Diklat kami untuk melakukan kegiatan buka jalur. Akhirnya kami (Angkatan Angin Timur) memilih Gunung Manglayang sebagai tujuan kami untuk kegiatan buka jalur tersebut. Setelah melakukan pembicaraan dengan Diklat tentang tujuan kami, dan mencari informasi yang terkait. Akhirnya pada tanggal 29 Oktober 2009, kami dilepas dari kampus STT-PLN Jakarta dipimpin oleh Ketua Umum HPPA Cakrawala saudara Danang Tri Djayanto untuk menunaikan tugas kami, Buka Jalur di Gunung Manglayang.
Masih dihari yang sama, tiba pukul 22.15 Wib di Cileunyi, kami langsung menuju ke Batu Kuda. Karena hari sudah malam, maka kami memutuskan untuk bermalam disana, tepatnya di sebuah warung kosong yang terletak di depan pos Situs Batu Kuda dan mengurus perijinan keesokan harinya.
Tanggal 30 Oktober 2009. Pagi yang cerah, kami awali dengan sholat subuh dan senam pagi. Beberapa orang dari kami memasak untuk sarapan, salah satu ada yang membeli sayuran di pasar, dan dua orang lainnya melakukan orientasi medan untuk menentukan koordinat kami. Semula mereka menuju punggungan sebelah barat Camp kami untuk menentukan koordinat, namun karena pertimbangan bahwa jalur yang dilalui nantinya akan melewati perkebunan warga maka mereka berdua memutuskan untuk berpindah tempat. Terus mencari medan yang agak terbuka, akhirnya mereka tiba di sebelah timur Camp (kira-kira seratus meter ke depan Camp), tempat ini berada diantara punggungan dan lembah, meskipun demikian masih dapat untuk melakukan orientasi medan. Dan titik awal pun ditemukan setelah dilakukan Resection, 107 44' 42"T - 06 53' 15" S atau 0803560mT - 9237620mU.
Setelah selesai mengurus perijinan, kami diberikan pengarahan oleh petugas setempat. Kemudian kami memulai perjalanan kami, dimulai dari titik awal yang sudah kami tentukan tadi. Singke dan Prasasti sebagai pemegang kompas, memulai dengan sudut 346 derajat menuju puncak utama. Medan yang kami lalui awalnya alang-alang dengan tanah berbatu krikil. Tidak lupa sepanjang perjalanan yang telah kami lewati, kami memasang marker dan string line sebagai penanda.
Berikutnya medan yang kami lalui adalah semak berduri dengan alang-alang tinggi. Setelah itu, kami mulai memasuki hutan bambu. Perjalanan semakin menanjak, hal tersebut membuat kami harus extra hati-hati karena di sekeliling kam banyak pohon bambu yang sangat lebat dan jalan licin yang disebabkan banyak kulit bambu yang berjatuhan. Disini Singke dan Prasasti melakukan Resection ulang dan didapatkan posisi sementara kami. Perjalanan semakin menanjak, kami sepakat untuk menuju target di Puncak Barat dengan berjalan ke arah 320 derajat dari posisi tadi.
Medan semakin miring sehingga untuk berjalanpun kami menggunakan Webbing sebagai alat bantu. Hari semakin sore, kamipun mulai mencari tempat yang datar untuk mendirikan tenda. Sayangnya usaha kami tidak membuahkan hasil karena daerah disekeliling kami tidak ada yang datar. Dengan terpaksa kamipun membuat bivak didekat sebuah batu besar dengan menggunakan flysheet. Sebelum kami istirahat, kami melakukan evaluasi perjalanan hari ini.
Keesokan harinya, tanggal 31 Oktober 2009. Setelah sarapan dan mengemas kembali peralatan kami. Kembali kami memulai perjalanan, setelah sebelumnya saudara Prasasti dan Ibrahim melakukan orientasi medan dan mendapatkan arah 283 derajat dari Camp menuju puncak barat. Tanpa berbasa- basi lagi kami pun segera berjalan menyusuri jalan yang telah dibuka sebelumnya oleh Regu Pembuka Jalur. Medan yang dilewati semak belukar dan pohon berdiameter besar dan tidak ada hewan, kecuali sesekali terlihat serangga kecil. Tidak seperti gunung-gunung yang pernah kami daki, disini semakin mendekati puncak justru semakin banyak pohon besar dan semak belukar semakin berkurang. Sempat kami mengira sudah sampai di puncak karena menemukan daerah datar, namun ternyata bukan. Selanjutnya kami berjalan dengan medan yang terus menanjak dan licin. Dan akhirnya kami tiba di Puncak Barat di ketinggian 1675 Mdpl. Sebelum turun kami mengabadikan moment ini dan makan siang sebelum akhirnya kami turun menggunakan jalur lain.
0 comments:
Post a Comment