Kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana persiapan yang harus kita lakukan untuk melakukan sebuah perjalanan.  Dalam melakukan suatu perjalanan, tentunya harus dilakukan persiapan atau perencanaan yang baik sehingga kegiatan dapat kita lakukan dengan nyaman dan aman. 

Langkah awal untuk melakukan suatu perjalanan tentu saja harus mengetahui kemana kita akan berkegiatan, kondisi objek yang akan kita hadapi. Alangkah baiknya jika sebelumnya kita mengumpulkan informasi terlebih dahulu objek tujuan kita, bisa dengan survey lokasi, browsing internet, bertanya kepada orang-orang yang sudah pernah atau berpengalaman ke objek tujuan kita. Dengan begitu kita akan mengetahui apa-apa saja yang harus kita persiapkan untuk melakukan perjalanan tersebut. 
Selain itu, kita juga harus mempersiapkan fisik dan mental kita untuk menghadapi perjalanan tersebut. Dengan fisik dan mental yang prima, kita siap menghadapi berbagai tekanan lingkungan yang baru. Seperti kata pakar Pendidikan Alam Terbuka Collin Mortlock, bahwa para penggiat alam bebas harus memiliki beberapa kemampuan dalam berkegiatan, seperti :
  1. Kemampuan Teknis, berhubungan dengan kemampuan kita dalam mengatur gerakan kita saat berjalan dengan membawa berbagai peralatan dan perlengkapan. Serta kemampuan dalam menggunakan peralatan dan perlengkapan yang di bawa.
  2. Kemampuan Fisik, berhubungan dengan kemampuan fisik atau tubuh kita dalam melakukan suatu perjalan.
  3. Kemampuan Kemanusiawian (Mental), yakni kemampuan diri kita dalam mengontrol diri sendiri.
  4. Kemampuan Pemahaman Lingkungan, yakni kemampuan mengenali lingkungan sehingga dapat waspada dan mampu mengatasi bahaya yang timbul.
Kenapa kita sebagai penggiat alam harus memiliki keempat kemampuan teknis tersebut? Karena perjalanan yang kita hadapi akan selalu penuh dengan resiko yang tinggi dan bahaya yang dapat mengancam keselamatan kita. Perlu kita ketahui, bahwa terdapat dua jenis bahaya yang perlu kita ketahui, yaitu :
  1. Bahaya Objektif, bahaya yang datang di luar kendali manusia. Misalnya air bah, longsor dll.
  2. Bahaya Subjektif, bahaya ini datang dari diri kita sendiri. Misalnya, kita tidak mengetahui bagaimana menggunakan peralatan dan perlengkapan yang dibawa, salah membawa peralatan, tidak memiliki wawasan dalam berkegiatan alam bebas dll.
Perbedaan antara bahaya objektif dan subjektif adalah bahaya subjektif semakin dapat diperkirakan, maka akan semakin dapat dihindari. Sedangkan bahaya objektif semakin tidak dapat diperkirakan, maka semakin tidak dapat dihindari.

Itulah pentingya bagi kita untuk mempelajari bagaimana merencanakan suatu perjalanan dengan baik.  Satu lagi yang akan kami berikan di sini yaitu rumus perjalanan yang bisa digunakan untuk mengevaluasi hasil perjalanan kita.


Keterangan : 
  • Safety Procedures : Langkah-langkah dalam menciptakan keselamatan dalam perjalanan
  • Quality Control : Keterampilan dan kemampuan dalam menggunakan peralatan dan perlengkapan
  • Access : Peralatan yang digunakan
  • Time : Waktu yang digunakan untuk menempuh perjalanan
  • Tanda (+) : Perjalanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana atau sukses (Maximum Target)
  • Tanda (-) : Perjalanan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga perlu adanya evaluasi (Minimum Target)
Jadi, bagaimana dengan perjalanan yang pernah kita lakukan? Apakah sudah mencapai maximum target atau masih minimum target? Jika masih dalam minimum target, tidak usah kecewa karena itu akan menjadi pengalaman sekaligus pelajaran berharga bagi kita untuk merencanakan perjalanan berikutnya dengan lebih baik lagi.

Salam Lestari !!!