Dari kampus kami memulai perjalanan ini, walaupun panasnya cuaca terik matahari, tetapi tidak membuat kami putus asa untuk melakukan perjalanan susur pantai ini. Kami bertujuh yang melakukan perjalanan ini. Karena saudara – saudara kami di cakrawala sedang melakukan kegiatan renovasi tower panjat.
Kami bertujuh berangkat dari kampus menuju stasiun rawa buaya, setelah pamitan dengan saudara – saudara kami di cakrawala, kami berjalan ke belakang kampus untuk naik angkot menuju stasiun rawa buaya. Dari stasiun rawa buaya kami menuju stasiun bogor menggunakan KRL commuterline Jabodetabek. Selama perjalanan di kereta, kami lebih sering tertawa, memikirkan bagaimana rasanya susur pantai. Tetapi kami sebenarnya selalu optimis “ MESKI BADAI SELALU MENGHAMPIRI, PANTANG SURUT KAMI UNTUK MENGAKHIRI PERJALANAN INI. Gemericik tetesan air hujan yang membasahi gerbong kereta, tak kami kira ternyata sudah sampai di stasiun bogor, kami langsung bergegas menuju terminal baranangsiang bogor.
Magrib tiba, akhirnya kami sampai di terminal baranangsiang bogor. Beberapa menit kemudian bus yang ingin kami cari, lewat di depan kami, tidak panjang lebar akhirnya kami langsung naik bus jurusan pelabuhan ratu, yaitu bus putra bahari dengan tarif ongkos Rp. 40.000/orang. Musik jawa koplo ( wo...yo...wo...yo...josss!!! ) selalu menemani perjalanan kami di dalam bus. Tengah malam, kami akhirnya sampai di terminal pelabuhan ratu. kamipun mencari tempat beristirahat di sekitar sini. akhirnya kami menemukan sebuah masjid, kamipun beristirahat.
Keesokannya, penjaga masjid membangunkan kami, untuk melakukan sholat subuh berjamaah. Kami pun langsung mengambil wudhu. Setelah itu kami melanjutkan tidur kembali. sekitar jam 6, kamipun packing. Ternyata ada yang ketingalan di sekret yaitu buku dan pulpen. Akhirnya kami membeli buku, pulpen dan sarapan pagi. Setelah sarapan, kami langsung mencari mobil elf di terminal pelabuhan ratu, jurusan bayah dengan tarif ongkos Rp. 35.000/orang. Selama perjalanan kami bercerita sama supir, tentang pembangunan proyek di daerah pantai bayah yaitu pabrik semen putih terbesar di asia tenggara akan selesai di tahun 2017. Kami turun dari mobil di pertigaan jalan cibayawak, ± dari pertigaan cibayawak ke arah tempat wisata pantai sawarna sekitar 8 km.
Kenapa sihh ??? kami melakukan start dari pantai cibayawak, karena perjalanan susur pantai ini, merupakan perjalan seasion II, setelah 3 tahun yang lalu pernah melakukan perjalanan susur pantai dari pantai cibangban sukabumi s/d pantai cibayawak bayah. Sedikit lelah selama perjalanan kami beristirahat di warung kopi. Tidak terasa waktu sudah siang pukul 11.30 wib, kami langsung bergegas mengganti pakaian lapangan kami dan melakukan resection di pantai. Wahh ternyata kami lupa, belum punya air minum untuk di jalan. Kami akhirnya pun meminta ke warga. Dengan membaca do'a yang khusyu kemudian kami berteriak CAKRAWALA !!! lestari...... kami langsung berjalan.
Medan yang kami lewati pertama yaiu batu – batu karang yang berukuan besar yang berada di pinggir pantai yang masih bersih. Panas terik haus tenggorokan, kami tetap melangkah dengan pasti dan percaya diri. Mobil – mobil besar terlihat lalu lintas di pinggir pantai membawa batu dan pasir. Ohh.... ternyata buat pembangunan proyek pabrik semen putih yang diceritakan oleh supir mobil elf. ± 400 meter area pantai cibayawak bayah sudah tereksploitasi dengan di uruk nya pantai yang ingin dijadikan dermaga pelabuhan pabrik semen putih Kepala kunang – kunang dengan cuaca panas yang cukup ekstrim, ternyata kami melihat warga sedang menambang pasir untuk mencari emas. Dan kami beristirahat sejenak di saung warga tersebut serta sekalian mengisi botol air minum. Waktu sudah menunjukan pukul 14:30 wib, kami pun langsung melakukan perjalanan. Tiba – tiba di tengah perjalanan kami menghadapi rintangan muara cimadur ±100 meter lebar muaranya yang arusnya cukup deras. Tadinya sih kami ingin menyeberanginya, tetapi setelah di cek dengan bambu, ternyata kedalaman muara cukup dalam sekitar 5 meter. Akhirnya kami memutuskan untuk melipir ke jalan raya melewati jembatan. Pukul 16:15 wib, kami tiba di muara ciwaru, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sini. Karena kondisi fisik tidak memungkinkan melakukan perjalanan. Dan di muara ciwaru juga aksesnya mudah untuk mendapatkan air bersih, karena tidak jauh dengan rumah warga. Setelah tenda berdiri, kami pun langsung memasak, sambil menikmati pemandangan sunset dan pelangi di muara ciwaru dan kami pun berkenalan dengan seorang nelayan yang bernama bapak ramli.
Ketika sedang asyik bercerita dengan bapak ramli, akhirnya nasi pun sudah matang dan lauk sudah siap, kami langsung menyantapnya bersama bapak ramli. Setelah itu bapak ramli memberikan kami bekal makanan, karena bapak ramli ingin pulang dan cuaca pun sudah semakin malam. Suara jangrik dan derunya ombak menemani malem kami di muara ciwaru hingga kami tertidur lelap.
Sinar mentari pagi muara ciwaru mulai terbangung, kamipun tak mau menyerah untuk menyusuri perjalanan pantai ini. Kami berdua langsung bergegas memasak, tapi kekurangan air, akhirnya kami mencoba mengambil air di muara ciwaru, Ternyata airnya sangat payau tidak bagus untuk dimasak. Kamipun mencoba memikirkan bagaimana untuk mendapatkan air bersih. Tak panjang lebar, kami meminta air pada warga yang tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat kami ngecamp. Saat tri abdinullah & maryudi lagi sibuk mengambil air, kami yang tersisa pun langsung merapikan tenda dan carrier Sesampainya tri abdinullah & maryudi datang, Kamipun langsung memasak sarapan pagi dengan menu sayuran dan lauk otak-otak dan sosis. Matahari mulai menyisingkan sinarnya yang sangat cerah. Setalah makan, kami langsung packing dan memakai pakaian perang kami yaitu baju pendidikan dasar Cakrawala dan kamipun siap menghadapi rintangan perjalanan ini.
Pukul 08.30 wib setelah sudah siap semua dan dari hasil evaluasi semalam yaitu hari ini perjalanan panjang akhirnya kami memulai perjalanan yang kedua dari susur pantai ini. Hari ini kami lebih sering melewati muara sungai dari sungai yang arusnya rendah hingga arusnya yang besar.
Jalur lintasan yang kami lewati sangat kotor oleh batang-batang pohon dan ranting-ranting yang terdampar dipesisir pantai . Detik semakin detik waktu semakin berlalu dipertengahan jalan, kamipun menghadapi muara cisiih yang cukup luas dan arusnya yang cukup deras. Karena muara cisiih itu, yaitu muara yang mempunyai cabang aliran sungai dipesisir pantai yaitu seperti danau kecil , akhirnya kami berhenti sejenak melakukan orientasi peta, kami memutuskan melipir melewati daerah persawahan walaupun jalannya yang cukup jauh. Kami melewati daerah sawah yang cukup luas dan sawah tersebut sedang panen. Kamipun bertemu seorang bapak dan kami meminta ijin untuk mengambil air disumur didekat sawah dan istirahat sejenak di saung, karena waktu sudah jam 12.00 wib kamipun beristirahat sejenak saung. Waktu menunjukkan jam 13.30 wib kami berdua sudah nyaman beristirahat disaung, tetapi kami tidak mau terlena dengan istirahat ini, kamuipun berdua bergegas melanjutkan perjalanan , akhirnya sawah yang sangat luas membuahkan hasil, sehingga kami dapat melewati muara cisiih. Setelah melewati muara cisiih kamipun memasuki daerah pesisir pantai batu putri.
Di daerah pantai batu putri kami terdapat pemukiman desa warga pesisir sebagai mata pencaharian nelayan kapal. Di pantai batu putri mempunyai kawasan pasir yang sangat luas dengan terdapat batu batu karang yang banyak. Kamipun akhirnya beristirahat sejenak, dan meminta air minum kepada warga. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali. Berbeda sekali pada saat perjalanan pagi yang ditemui pantai yang kotor, tetapi siang ini kami berdua menemui pantai yang sangat indah karena kami lebih sering menemui terumbu batu karang selama perjalanan. Kamipun sering melihat petani rumput laut yang sedang mengambil rumput laut di balik terumbu karang sepanjang perjalanan panyuangan timur. Kamipun beristirahat disebuah saung bale rumah warga dan bercerita cerita kepada seorang nenek yang bernakma mak IJAH kata nenek tersebut rumput laut ada dua jenis rumput laut yang dicari oleh warga sini.Yang pertama rumput laut yang memiliki rumput yang diameternya besar dan yang kedua rumput laut yang berdiameternya kecil yang sangat tipis - tipis. Harga jual yang paling mahal yaitu rumput laut tipis, satu kilo nya dengan harga Rp.15.000, sedangkan rumput laut yang besar 1 kg nya dengan harga Rp.10.000, padahal tidak sebanding dengan perjuangannya, untuk mengambil rumput laut dibalik batu karang. Nenek Ijah pun memberikan kami minuman kopi hangat dan roti. Tetapi kami mencoba bertukarnya dengan biskuit, tetapi nenek ijah tidak mau, yang nenek ijah mau hanyalah sebatang rokok, akhirnya kamipun memberikannya. Setelah asik bercerita, pukul menunjukkan 15.30 WIB. Kamipun melanjutkan perjalanan kembali ke pantai panyuangan barat untuk mendirikan tenda. Pukul 16.30 wib akhirnya kami tiba di pantai panyuangan barat. Kami bergegas langsung mendirikan tenda dan flysheet karena cuacanya sedikit gerimis.
Kami mendirikan tenda didekat aliran muara yang kecil, agar kami mudah mencuci peralatan masak.
Setelah tenda dan flysheet berdiri kokoh, kami langsung mengganti pakaian dan memasak makanan untuk malam hari. Seperti malam - malam sebelumnya setelah makan malam sudah selesai, tak ada waktu untuk menikmati pemandangan indahnya pesisir pantai malam hari, karena badan dan kaki yang sangat pegal, karena jalur lintasan perjalanan ini cukup panjang dengan jarak lintasan 10 KM. Cerahnya bintang malam ini menemani tidur kami.
Hari ini merupakan hari terakhir perjalanan kami dalam penyusuran pantai selatan banten. Kami mulai semangat kembali dari istirahatannya malam. Kami melakukan perjalanan kembali dari pantai panyuangan barat pukul 08.35 wib. Setelah semua selesai makan dan packing. Medan berpasir yang sangat berat ketika kami melangkah adalah rintangan kami untuk sampai muara cihara. Karena pasirnya sangat halus dan bersih jarang sekali dilewati oleh warga sekitar. Batu batu karang besar masih sering terlihat pada jalur lintasan kami sempat melipir kejalan raya. Ketika melewati daerah tanjung karang bodas, Karena tidak bisa dilewati didekat pesisir karena ada tebing besar.
Akhirnya kami sampai di daerah muara cihara dipesisir pantai lebih banyak didominasi batu - batu kali, banyak sekali warga yang mengambil batu tersebut untuk dijual dan ada juga yang untuk membuat cincin. Muara cihara terletak di kabupaten pangandaran, perbatasan antara Kab. Malimping. Setelah kami mendokumentasikan foto muara Cihara Kami langsung menuju jalan raya untuk mencari warung dan beristirahat. Pukul 14.35 wib, kami memutuskan untuk kembali pulang melewati daerah malimping, karena cukup dekat menuju serang dibandingkan menuju ke pelabuhan ratu jawa barat jalur kami berangkat.
Pukul 14.51 wib kami memberhentikan angkutan umum menuju pasar malimgping dengan ongkos Rp.10.000 /orang. Akhirnya kami tiba dipasar malimping didekat alun - alun malimping sekitar pukul 16.11 wib. Kami langsung menuju mesjid di malimping untuk mandi dan sholat, setelah itu, kami merasa lapar dan kamipun langsung membeli makan sebagai pengganjal perut ( heheheheh…) dalam perjalanan kami.
Pukul 16.46 wib kami mencari mobil ELF untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju terminal pakupatan serang dan ongkos perorangnya dengan tarif ongkos Rp.50.000. Akhirnya kami dapat mobil ELF terakhir dan kamipun langsung bergegas naik mobil tersebut.
Pukul 21.00 wib akhirnya kami tiba diterminal pakupatan serang. Jalannya sangat rusak dan bahkan tidak ada lampu jalan hanya mengandalkan lampu rumah warga yang didekat daerah jalan. Badan terasa pegal dan capek. Kami akhirnya kami singgah dikampus UNTIRTA serang untuk beristirahat di Mapalaut. Kami maen kesekretariatannya ternya sekretariatnya mapalaut sedang ramai karena habis ada kegiatan pemantapan divisi gunung hutan untuk anggota mudanya. Banyak sekali kami bercerita di sekretariatannya mapalaut tentang perjalanan kami dan organisasi kami ataupun sebaliknya. Tak terasa hari sudah malam, kami beristirahat tidur di sekretariat mapalaut pukul 23.59 wib karena kami besoknya harus fit kembali menuju perjalanan ke kampus.
Ramah tamah sambutan dari kawan - kawan mapalaut, yang memberikan kami tempat istirahat dan semuanya membuat kami nyaman berada di sekretariat mapalaut, tetapi tanpa mengurangi rasa hormat, kami harus melanjutkan perjalanan pulang kekampus kami. Akhirnya kami pamitan pulang kepada kawan - kawan mapalaut.
Pukul 13.30 wib kami naik bus yang kearah kalideres sesampai diterminal kalideres kami langsung bergegas naik angkutan kopaja menuju cengkareng dan dilanjutkan kembali menaiki angkutan umum dan kamipun turun dibelakang kampus dan kami langsung menuju sekret kami tercinta dan kami langsung disambut oleh salah satu senior kami.
Sekian dan terima kasih banyak telah membaca cerita perjalanan kami, Semoga dapat memberikan
motivasi bagi si pembaca dan memberikan inspirasi untuk melakukan kegiatan susur pantai. Sedikit pesan dari kami yaitu jangan perrnah menganggap remeh perjalanan susur pantai , karena perjalanan susur pantai lebih berat dibandingkan dengan pendakian gunung.
Bukan hanya berjalan diatas pasir saja, Namun kalian bisa berjalan diatas karang, melewati muara, bukit, tebing dan sesekali kalian bisa melewati daerah rawa laut. Susur pantai juga merupakan kegiatan yang dapat mengaplikasikan materi perbekalan dan perjalanan, mountenering, navigasi darat serta iklim medan dan penaksiran. Kerena rintangan yang paling terberat adalah mendapatkan air bersih untuk minum dan masak, karena jarang sekali kalian menemui sumber mata air di pinggir pantai, mungkin ada tetapi hanya saja rasa airnya payau . Oleh karena itu kalian yang ingin melakukan perjalanan susur pantai hendaknya kalian lebih memikirkan manajemen perbekalan kalian, khususnya air bersih....
Yang dapat kami berikan hanya ini. Sebuah kisah klasik perjalanan kami yang mungkin akan berlanjut atau akan berhenti . Semoga saja akan berlanjut . Aamiin…..
Saturday, 10 October 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Login Penulis
Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!
Widget edited by Blog-Triks
Widget edited by Blog-Triks
Penulis
Lambang Cakrawala
Blog Archive
Categories
- Badan Pengurus Harian (BPH) (6)
- Cakrabuana (1)
- Catatan Perjalanan (7)
- caving (1)
- Data Anggota (2)
- Kegiatan Pengurus (7)
- Lagu Perjuangan (4)
- Lingkungan Hidup (4)
- Materi Kelas (7)
- Pendakian Cakrawala (3)
- Pendidikan Dasar Cakrawala (12)
- Sejarah Cakrawala (3)
- Tentang Cakrawala (6)
- Tips (3)
- Tokoh (1)
Jumlah Pengunjung
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment