Pada saat bulan lalu (tepatnya pada bulan September) HPPA CAKRAWALA mengirimkan delegasi lomba panjat ke Kediri. Kami adalah saya sendiri, Saya (sebagai pemanjat) dan Asmaul Husni (sebagai official). Hal tersebut bermaksud untuk mengembangkan potensi dari anggota HPPA Cakrawala.
Pada saat sebelum berangkat kami mengadakan upacara pelepasan sederhana di sekretariat HPPA Cakrawala dan tak lupa memanjatkan doa agar dalam perjalanan maupun saat disana tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Setelah berpamitan, kami langsung menuju Stasiun Rawa Buaya , lalu naik kereta menuju Stasiun Pasar Senen. Ternyata kereta tujuan Kediri akan terlambat datang, mendengar pengumuman itu kami serta penumpang lainnya harus ekstra bersabar, dan akhirnya kereta yang yang ditunggu tiba sekitar pukul 13.25 WIB. Tak lama setelah berada didalam kereta dan menemukan kursi yang tertera pada tiket, kereta berangkat  meninggalkan Stasiun Pasar Senen.
Tak sabar ingin cepat – cepat sampai di Kediri, akhirnya saya bertanya kepada salah satu penumpang “Berapa jam sampai di Stasiun Kediri ?” “Untuk sampai Stasiun Kediri kurang lebih memerlukan waktu 13 – 14 jam ” ujar penumpang tersebut. Setelah kami tahu untuk sampai Stasiun Kediri memerlukan waktu stengah hari lebih maka kamipun harus bersabar kembali. Kami memutuskan untuk tidur dan saat kami terbangun dan melihat keluar, kereta baru tiba di Stasiun Cikampek.
Sesaat kami berdua melamun, memikirkan betapa jauhnya perjalanan yang akan kami tempuh. Lamunan tersebut buyar ketika ada petugas kereta yang menjual makanan dan saya menanyakan harga makanan yang dijual dan benar saja harganya mahal, bayangkan harga roti yang sebesar 2 kepal tangan orang dewasa mencapai harga Rp. 10.000,- . Kami maklum saja karena didalam kereta tidak ada pedagang lain yang berjualan.
Ketimbang memikirkan hal tersebut kami pun kembali tidur dan ketika terbangun, kereta akan tiba di Stasiun Kediri. Saat itu waktu menunjukan pukul 02.00 WIB. Tanpa disadari perut kami berbunyi dan saat itu juga kami memutuskan mencari makan untuk mengganjal rasa lapar.
Tak jauh dari stasiun, sekitar 200 meter terdapat warung makan. Sembari menunggu dijemput oleh tuan rumah lomba yakni MAPALA PELITA KEDIRI, kami makan dengan lahap nasi pecel khas Kediri dan setelah selesai makan kami terkejut bahwa 2 porsi nasi pecel yang kami santap hanya seharga Rp8.000. Tak lama, datanglah dua orang penjemput dengan mengendarai sepeda motor.
Tidak mau menghabiskan waktu lagi, kami berangkat menuju sekretariat MAPALA PELITA KEDIRI. Kami kagum dengan tempatnya yang besar dan luas. Disana juga sudah ada para peserta lain yang datang sebelum kami. Pada saat itu kami di persilahkan untuk beristirahat. Tak lama, Kami tertidur hingga pagi tiba.
Sekitar pukul 05.00 WIB Kami bangun dan menunaikan ibadah sholat shubuh. Setelah itu kami berbincang dengan peserta lain yang berasal dari Semarang sampai mentari menjelang. Tak lama kemudian kami membersihkan badan, setelah itu kami melakukan registrasi ulang. Selesai registrasi ulang, kami bersama beberapa peserta lain berniat untuk berjalan – jalan di sekitar kampus Nusantara PGRI Kediri. Kampus tersebut cukup indah dipandang,  semua tempatnya bersih dari sampah.
Sudah cukup kami berkeliling di dalam kampus, kami pun diajak berkeliling diluar kampus dan menikmati pemandangan di pinggir Sungai Brantas. Setelah cukup menikmati pemandangan Kami memutuskan untuk makan siang. Saat di warung makan yang Kami singgahi tersebut pun terdapat nasi pecel dan sepertinya tidak ada warung yang tidak menjajakan nasi pecel tersebut. Kami memutuskan untuk memesan masing – masing nasi pecel beserta minum. Setelah merasa cukup, kami kembali ke sekretariat untuk persiapan tehnical meeting yang akan diadakan sore hari.
Akhirnya sorepun tiba. Kami dan para peserta lomba lainnya menuju suatu ruangan di Kampus Nusantara PGRI Kediri untuk mengikuti  tehnical meeting. Setelah itu panitia membagikan nomer punggung dan baju untuk para peserta. Selesai pembagian, kami ditunjukan tempat untuk beristirahat. Kami langsung beristirahat karena lelah setelah berkeliling.
Esoknya, kami bangun pagi – pagi dan tak lupa menunaikan sholat shubuh. Setelah itu kami membersihkan diri dan rasanya segar sekali dan jadwal lomba pada hari ini adalah qualifikasi peserta, dan para peserta memasuki rungan karantina setelah melakukan orientasi jalur pemanjatan, gugup rasanya menunggu giiran sambil melakukan gerakan pemanasan dan akhirnya tiba saat giliran untuk majU.
saat ingin mulai memanjat rasa gugup dan segala macam tercampur aduk dan tak ragu lagi digenggamlah point – point, mulailah saya melakukan pemanjatan dan saat meninggalkan sekitar 1 meter di atas tanah masih aman – aman saja akan tetapi saat mulai mencapai ketinggian 2,5 meter dimana saat itu peserta harus memasangkan tali pada runner dan disitulah saya terjatuh dan dianggap pemanjatan sudah selesai, yah apa boleh buat karena sudah selesai hanya rasa sesal di dalam hati saja yang tersisa dan pengumuman dari panitia bahwa hasil dapat di lihat esok hari, dan keesokan harinya Kami lihat bahwa Kami tidak lolos babak qualifikasi lemas rasanya melhat hasil tersebut akan tetapi memang itu hasilnya dan Kami dapat terima mungkin masih kurang akan latihan setelah melihat pengumuman tersebut Kami pun memutuskan untuk segera pulang karena masih banyak yang harus Kami lakukan sebelum Kami pulang Kami meminta pada panitia data peringkat qualifikasi. Dan Kami bergegas untuk pulang.  

by : Maryudi